
Sosialisasi dan FGD RRA: BRMP dan PLN Dorong Sistem Pertanian Terpadu Tanaman Energi di Sukabumi
Sukabumi – 17 April 2025. Sebagai bagian dari langkah nyata mendorong transisi energi dan ketahanan pangan berbasis wilayah pedesaan, Badan Perakitan dan Modernisasi Pertanian (BRMP) Kementerian Pertanian bersama PLN Energi Primer Indonesia menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi dan Focus Group Discussion (FGD) Rapid Rural Appraisal (RRA) dalam rangka pengembangan Sistem Pertanian Terpadu Tanaman Energi (SPT2E).
Kegiatan yang berlangsung di Balai Perakitan dan Pengujian Tanaman Industri dan Penyegar (BRMP TRI) ini menyasar dua desa utama, yaitu Desa Parungkuda dan Desa Langensari, sebagai lokasi percontohan penerapan sistem pertanian terpadu yang mengintegrasikan tanaman energi seperti Gamal, Kaliandra, dan Indigofera, dengan komoditas pangan lokal dalam pola tumpangsari.
FGD yang melibatkan berbagai pihak ini bertujuan untuk menggali potensi lokal, aspirasi masyarakat, dan kesiapan wilayah dalam mendukung program penanaman biomassa untuk energi terbarukan. Turut hadir dalam kegiatan ini Sekretaris BRMP Kementan yang diwakili oleh Kepala Pusat Perakitan dan Modernisasi Perkebunan, Perwakilan dari PLN Energi Primer Indonesia, Camat Parung Kuda, Kepala Desa Langensari dan Parung Kuda, Perwakilan BPP Parung Kuda, Ketua BPD & LPM dari dua desa, Kapolsek dan Danramil Parung Kuda,serta Gabungan Kelompok Tani setempat.
Kegiatan ini diawali dengan sambutan dari Kepala Pusat Perakitan dan Modernisasi Tanaman Perkebunan, yang menekankan pentingnya integrasi sektor pertanian dengan energi terbarukan sebagai solusi berkelanjutan untuk ketahanan energi dan kesejahteraan petani. Acara dilanjutkan pemaparan materi dari PLN Energi Prima Indonesia, PLTU, dan BRMP TRI. Selanjutnya dilakukan diskusi dan dialog terbuka dan konstruktif, dari para peserta membahas potensi pengembangan tanaman energi, kesiapan petani dalam menerapkan pola tumpangsari, serta manfaat ekonomi dan lingkungan dari integrasi pertanian dan energi.
Kegiatan ini menjadi bagian penting dari strategi implementasi SPT2E, yang diharapkan mampu menciptakan nilai tambah bagi masyarakat desa, meningkatkan ketahanan energi nasional, serta memperkuat ketahanan pangan melalui pemanfaatan optimal lahan pertanian.